INFO terkini

Narkoba dan Petaka di Tugu Tani (1)


lokasi kecelakaan maut di Halte Tugu Tani, Gambir (foto:Dede Kurniawan/okezone)
EMPAT bocah itu duduk termenung di antara hamparan karangan bunga. Air matanya berurai, namun tangannya tetap menengadah seraya berdoa untuk kerabatnya yang mati sia-sia.

Bocah-bocah itu tidak sendirian, bersama ratusan warga Tanah Tinggi, Johar Baru, Minggu siang memadati Halte Tugu Tani di Jalan Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Selatan. Itu lokasi kecelakaan maut.

Mereka berdoa sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Quran. Bahkan sebagai tanda duka, warga membawa keranda mayat dan empat foto jenazah warganya yang tewas.

Minggu, 29 Januari 2012 kemarin itu, merupakan sepekan tragedi kecelakaan maut yang menewaskan sembilan orang pejalan kaki dan melukai tiga orang.

Momentum itu dijadikan warga untuk menggelar doa bersama bagi korban tewas yang berasal dari Tanah Tinggi yakni, Firmansyah (22), M Akbar (17), Muhammad Hudzaifah (16) dan Buhari (17).

Keempatnya tewas bersama lima orang lainnya saat mobil xenia B 2479 XI yang dikendarai Afriani Susanti, melesat dengan cepatnya. Jarum speedometer menunjukkan angka hampir 100 km/jam.

Luar biasa kencangnya, dalam hitungan detik, Braakk..,sang sopir yang sedang dibawa pengaruh narkoba, menghantam pejalan kaki yang baru usai berolahraga. 

Maut tak dapat ditolak, seketika lima orang tewas ditempat, tiga tewas dalam perjalanan rumah sakit dan satu meninggal setelah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto.

Petaka ini tentu saja mengagetkan semua pihak, terlebih keluarga korban yang tak henti meratapi insiden tragis itu, dan sang sopir maut bersama tiga temannya dalam xenia itu, terus dihujat dan disorot karena kelalaiannya.

Simpati warga terus mengalir, silih berganti orang menyemut memadati lokasi kecelakaan. Ada yang berdoa, memberikan bunga belasungkawa atau sekedar lihat-lihat saja.

Selengkapnya

Kejahatan Narkoba di Jalan Raya (2)


barang bukti narkoba (foto:Heru Haryono/okezone)
BARANG haram itu bernama narkoba. Meski sudah menyengsarakan banyak orang, namun barang haram ini nampaknya tetap saja menjadi idola dan juga ancaman yang menakutkan.

Akibat barang laknat itu, keriangan orang-orang sekejap hilang, berubah menyedihkan, mengerikan, jiwa-jiwa yang merenggang nyawa tergeletak bersimpah darah di Halte Tugu Tani.

Minggu, 22 Januari 2012, pukul 11.00 WIB, satu hari sebelum perayaan Imlek, sebuah mobil xenia yang dikendarai Afriani Susanti mengamuk dan menewaskan sembilan pejalan kaki, tiga luka-luka.

Polisi menyebut, kecelakaan maut itu terjadi karena sang sopir, Afriani berada dalam kondisi mabuk (fly) saat menyetir, bersama tiga rekannya dalam satu mobil.

Kejadian itu membuat mata masyarakat terbelalak ketika mengetahui bahaya narkoba tidak hanya menghancurkan kehidupan penggunanya, tapi juga orang lain.

Tentu ini jadi cerminan pemerintah untuk menyikapinya. Juga menjadi tantangan aparat terkait dalam menangani masalah narkoba untuk segera mengambil tindakan cepat, cerdas, strategis dan massal dalam mengkampanyekan anti narkoba.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut saat ini, Indonesia masih menjadi surga bagi para pemainnya. Nilainya fantastis, mencapai Rp28 miliar selama 2011. Bahkan berdasarkan data yang dikutip dari Metro TV (28/1/2012), Indonesia ada di peringkat 3 pasar narkoba dunia.

Angka itu menggambarkan bagaimana Indonesia adalah pasar gemuk peredaran narkoba, apalagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 259 juta jiwa.

Selengkapnya